Sejarah Perkembangan Sinetron Di Indonesia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjss7sLfnNY7O1mlcEEusimVzRNUIp_mbAQO3tYI-CO7Q5B-pwx2l24Y0FtHYAcNFt1meOhPK5Xp8SjKvWx9iYJ-iKMZRHvSPJjR1yuygIAKgp7TdT61YzMBZruWs8AYrJHMN3dGA4pUMY/s1600/anti_sinetron_by_imadawwas.jpg

Cikal bakalnya adalah siaran drama berseri di radio- radio Amerika pada sekitar tahun 1930-an. Para pendengar radio yang kebanyakan ibu- ibu rumah tangga, biasa mendengarkan drama berseri itu sembari membersihkan rumah. Peluang ini ditangkap oleh para pemasang iklan di radio untuk mempromosikan produk perusahaan mereka berupa deterjen dan produk- produk pembersih di sela- sela siaran drama berseri. Selanjutnya, ketika era radio berganti menjadi televisi pada tahun 1950, siaran drama berseri ini dilanjutkan ke televisi namun nama opera sabun tetap terpakai.

Di Indonesia, istilah sinetron pertama kali dicetuskan oleh Bapak Soemardjono, salah satu pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Tak banyak yang mengetahui jika sinetron adalah kepanjangan dariSinema Elektronik. Disebut demikian, sebab sinetron adalah sebuah tayangan sinema (film) berseri yang ditonton melalui media elektronik (baca : TV). Sinetron berbeda dengan film. Sinetron adalah sebuah tayangan berseri yang dibuat (bisa) sampai berpuluh- puluh episode sementara Film adalah sebuah tayangan lepas serta berdurasi pendek.

Ditelusuri dari sejarahnya,booming sinetron di Indonesia muncul pada tahun 90-an. Pada waktu itu tv swasta baru bermunculan di Indonesia. RCTI adalah stasiun tv swasta pertama di Indonesia, sebelumnya stasiun tv yang mengudara hanya satu, yaitu TVRI, milik pemerintah Republik Indonesia.

Pelopor sinetron pertama yang hadir di layar kaca diyakini adalah Losmen tetapi ada yang berpendapat lain bahwa Marlia Hardy merupakan sinetron pertama, Meskipun demikian, istilah sinetron baru digunakan pada drama berseri Jendela Rumah Kita (1989).

Perkembangan Sinetron
Sepanjang tahun 90-an, istilah sinetron mulai banyak digunakan. Tayangan sinetron pun mulai membanjiri saluran tv swasta. Sebutlah diantaranya Lenong Rumpi, Si Cemplon, Si Doel Anak Sekolahan dan masih banyak lainnya. Diantara sinetron- sinetron yang ada pada masa itu, Si Doel Anak Sekolahan adalah sinetron paling populer dan mendapat tempat di hati masyarakat. Buktinya, sinetron Si Doel dibuat hingga beberapa sekuel. Pemeran utamanya adalah Rano Karno, bintang film tahun 80-an.

http://jejakandromeda.files.wordpress.com/2009/02/lupus-2.jpg

Memasuki tahun 1995 hingga 1998, tema sinetron sedikit bergeser. Para sutradara membuat sinetron yang diadaptasi dari film layar lebar tahun 80-an, misalnya Lupus, Olga dan Catatan Si Boy. Di era ini pula, sinetron dari negeri latin alias telenovela membanjiri layar kaca Indonesia. Diantara yang populer adalah Maria Mercedes yang melambungkan nama pemainnya, Thalia.

Berikutnya di tahun 1998, Multivision Plus sebagai salah satu perusahaan pembuat film / Production House di Indonesia, membuat sinetron Tersanjung. Sinetron ini adalah sinetron terpanjang yang pernah dibuat, terdiri dari 356 episode yang dibagi beberapa sekuel. (Terakhir, sinetron terpanjang adalah Cinta Fitri yang sudah 5 sesion). Pada masa ini, tema sinetron kembali berubah. Kebanyakan sinetron yang diproduksi merupakan adaptasi dari novel- novel terkenal seperti Karmila.

Era Millenium, yang ditandai pergantian tahun dari 1999 ke 2000 menjadi puncak bagi dunia sinetron Indonesia. Tema sinetron lebih beragam, mulai dari horor sampai kehidupan masyarakat Jakarta. Hingga kini terdapat beberapa pembagian jenis sinetron misalnya : sinetron religi ( agama ), sinetron komedi, sinetron horor, sinetron dewasa, sinetron remaja dan sinetron anak.

Rekomendasi Sejarah

Join Us

 

Arsip Sejarah